Buku Digital Punya Efek Negatif untuk Anak
TEMPO.CO, Surakarta
- Membanjirnya buku digital tidak selamanya baik untuk masyarakat,
khususnya anak-anak. “Karena minim pengawasan, terkadang anak-anak
membaca buku yang tidak sesuai usianya,†kata Presiden Rotary Club Solo
Kartini, Febri Dipokusumo, pada acara "Gerakan Kembali Membaca Buku" di
ndalem Wuryaningratan Surakarta, Ahad, 2 Maret 2014.
Dampak
negatif lainnya, kata Febri, anak-anak menjadi terpaku pada layar
komputer, tablet, atau telepon seluler saat membaca buku digital. Saking
asyiknya, sering kali mereka tak peduli terhadap lingkungan kala
membaca hingga ratusan halaman. Hal ini bisa mengganggu penglihatan.
Meski terkesan kuno, Febri menyarankan anak-anak membaca buku
konvensional. Sebab, ada perasaan yang berbeda saat menenteng buku dan
membacanya. “Anak-anak akan lebih termotivasi untuk membaca sebuah
buku,†katanya.
Ahad ini, dia mengajak 300 siswa sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas untuk bersama-sama membaca
buku. Anak-anak diminta membawa sebuah buku yang paling disuka, bisa
novel atau bahkan komik.
Setelah membaca, mereka diminta
menuliskan alasan menyukai buku tersebut dan nilai moral apa yang
didapat dari membaca buku itu. Dengan demikian, anak-anak tidak sekadar
membaca buku, tapi mendapat pelajaran dari buku yang dibaca.
Para siswa lantas diminta menyumbang sebuah buku sehingga hari ini ada
300 buku dan 100 buku dari Rotary Solo yang disumbangkan ke perpustakaan
keliling, perpustakaan sekolah, dan perpustakaan kampung. “Sejak tiga
tahun lalu, kami memberikan empat unit mobil perpustakaan keliling
kepada masyarakat agar memudahkan masyarakat membaca buku,†katanya.
UKKY PRIMARTANTYO
dikutip dari : http://www.tempo.co/read/news/2014/03/02/079558739/Buku-Digital-Punya-Efek-Negatif-untuk-Anak