Presiden SBY: Pendidikan Bukan Sekadar Mengirim Anak ke Sekolah
JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
mengatakan, sektor pendidikan dan kesehatan telah menjadi prioritas
utama dalam kebijakan dan program pemerintah. Mengutip pernyataan
pemenang Nobel Bidang Ekonomi, Prof Amartya Sen, Presiden menyatakan
syarat mutlak kemajuan suatu bangsa terletak pada sektor pendidikan dan
kesehatan.
"Pendidikan bukan sekadar urusan mengirim anak-anak
kita ke sekolah. Pendidikan adalah cara yang paling tepat untuk
memberantas kemiskinan, memperluas kelas menengah dan membangun
indonesia modern di abad 21," kata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
pada Pidato Kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rangka
HUT Ke-69 Proklamasi Kemerdekaan RI Tahun 2014 pada sidang bersama DPR
RI dan DPD RI di Ruang Rapat Paripurna Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI,
Jumat (15/8/2014).
Presiden menyampaikan, sesuai mandat
konstitusi anggaran pendidikan telah mencapai 20 persen lebih dari APBN.
Namun, Presiden mengingatkan, penambahan anggaran saja tidak otomatis
menjamin suksesnya pendidikan.
"Yang penting itu adalah akses dan kualitas pendidikan harus terus terjamin di semua tingkatan," katanya.
Setelah
69 tahun merdeka, Presiden meyakini, para pendiri bangsa akan bersyukur
dan bergembira melihat transformasi bangsa Indonesia di abad ke-21 ini.
Presiden menuturkan, saat baru merasakan kemerdekaaan, sebagian besar
penduduk Indonesia buta huruf. Kini, rakyat Indonesia memiliki sistem
pendidikan yang kuat dan luas.
"Mencakup lebih dari 200 ribu sekolah, tiga juta guru, dan 50 juta siswa," ujarnya.
Presiden
mengatakan, bangsa Indonesia yang tadinya terbelakang di Asia, kini
Indonesia telah naik menjadi negara berpenghasilan menengah. Selain itu,
kata Presiden, Indonesia menempati posisi ekonomi ke-16 terbesar dunia.
"Bahkan, menurut Bank Dunia telah masuk dalam 10 besar ekonomi dunia jika dihitung dari purchasing power parity," katanya.
Presiden
menjelaskan, bangsa ini dari yang seluruh penduduknya miskin di tahun
1945, kini Indonesia di abad ke-21 mempunyai kelas menengah terbesar di
Asia Tenggara dan salah satu negara dengan pertumbuhan kelas menengah
yang tercepat di Asia.
"Dari bangsa yang kerap jatuh bangun
diterpa badai politik dan ekonomi kita telah berhasil mengkonsolidasikan
diri menjadi demokrasi ketiga terbesar di dunia," katanya.
"Pendek
kata, setelah hampir tujuh dekade merdeka, Indonesia di abad ke-21
terus tumbuh menjadi bangsa yang semakin bersatu, semakin damai semakin
makmur, dan semakin demokratis," ujarnya. (AGUNG SW)
dikutip dari : http://edukasi.kompas.com/read/2014/08/15/16403351/Presiden.SBY.Pendidikan.Bukan.Sekadar.Mengirim.Anak.ke.Sekolah