Pentingnya sebuah kejujuran
Berdasarkan kisah nyata berjudul "I almost sold my religion for twenty cent (Aku hampir menjual agamaku demi dua puluh sen)"
Ketika aku di Inggris, salah seorang syekh disana menceritakan kisah ini kepada kami. Ini kisah yang sangat terkenal. Salah satu syekh disana berkata "Aku dipekerjakan oleh salah satu masjid sebagai imam". "Aku adalah orang baru di lingkungan itu. Dan aku biasanya pergi dengan bis dari rumahku ke area itu dan kemudian aku berjalan kaki ke masjidnya karena sudah dekat dari sana".Dia berkata "Karena aku adalah imam, ketika aku pergi ke masjid...". Dia mengenakan abaya, amanah dan segala macamnya. Dia berkata "Jadi aku menaiki bis ini". Pada suatu hari aku menaiki bisnya dan supir bisnya adalah orang baru". Jadi dia tidak pernah melihat supir ini sebelumnya. Dia berkata "Aku menaiki busnya, aku membayar ongkosku dan dia memberiku kembalian. Ketika dia memberiku kembalian, aku tidak benar-benar memperhatikannya sampai aku ke bagian belakang bus dan dudu".Dia berkata "Ketika aku duduk, aku melihat uangnya dan menyadari bahwa kembaliannya kelebihan 20 penny". Di Inggris, 20 penny tidak ada artinya bro, hanya 20 sen. Dia berkata "Kau tahu... aku duduk dan si supir memberikanku lebih. Kemudian hal itu mulai tergiang-ngiang di kepalaku". Dan sejujurnya, seberapa sering kau berada dalam posisi seperti ini? Dia berpikir "Ini kelebihan 20 pen, tidak apa-apa bro, jangan khawatir, jangan permalukan dirimu. Lagipula mereka perusahaan besar, lagi pula apa artinya 20 sen?".
Jadi dia berpikir "Bro, ini 20 sen. Beritahu atau tidak? Beritahu atau tidak?" . Dia berkata "Wallahi di sepanjang perjalanan, hanya ini yang ada di pikiranku. Ini bukan masalah uangnya, tapi...". Dan kemudia, syekh itu berkata "Ketika aku sampai di halteku, aku bangkit dari kursiku, aku berjalan menuju ke pintu depan busnya".Dia berkata "Wallahi, aku masih berpikir apakah harus memberikannya atau tidak perlu. Kemudian ketika aku sampai ke supir busnya, aku tidak tahu apa yang terjadi denganku man". Dia berkata "Aku menoleh ke supir busnya dan berkata padanya 'Dengar man, kembalianku kelebihan 20 penny'". Supir busnya berkata "Aku tidak memberikanmu 20 penny lebih. Aku memberikannya dengan sengaja". Dia berkata "Kenapa kau memberikannya kepadaku dengan sengaja?". Supir itu berkata "Selama 3 tahun aku sudah mencari tahu tentang Islam. Ketika aku melihatmu berpakaian seperti itu, maka aku tahu bahwa kau seorang imam. Jadi hari ini aku akan membuat keputusan, jika kau jujur...jika kau jujur... maka aku akan masuk Islam". Supir itu berkata "Tapi jika kau menyimpan uang itu, maka kau adalah seorang pendusta sama seperti orang lainnya". Jadi sekarang sang syekh berbicara tentang dirinya sendiri "Aku memberikan uangnya. Kemudian aku turun dari bus. Ketika busnya pergi, aku mulai menangis".
Aku berkata padanya "Kenapa? Karena supir itu mau masuk Islam?". Dia berkata padaku "Wallahi, bukan karena itu". Aku berkata "Jadi kenapa?" Dia berkata padaku "Aku hampir menjual agamaku hanya karena 20 sen bro". Dia berkata "Aku hampir menjual Islam. Aku hampir menjual din Allah Azza wa Jalla untuk 20 sen!". Itulah dunia man! Itulah dunia! Kita menjual agama kita! Wallahi, kita menjual agama kita! Pergilah ke masjid manapun yang kau mau...Masjid manapun untuk shalat Shubuh! Dan lihatlah berapa banyak orang yang memilih Allah ketimbang dunia ini. Apakah aku boleh menyampaikan Qur'an? Aku tidak akan memberitahumu pendapat seorang syekh, lupakan saja! ini Qur'an. Bolehkah aku menyampaikan Qur'an? Allah Azza wa Jalla berfirman tentang dunia ini, dan Dia menciptakan dunia ini, jadi Dia lebih mengetahuinya daripada kita semua! Dia berfirman "Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan itu hanyalah permainan dan senda gurauan perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba perhiasan dan saling berbangga diantara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu (QS. 57:20)"